Agama Islam, agama yang kita ini dan dianuti oleh jutaan kaum Muslim di seluruh dunia, merupakan ‘way of life’ yang menjamin kebahagiaan hidup penganutnya di dunia dan di akhirat.
Ia mempunyai satu sendi utama yang: berfungsi memberi petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Allah berfirman,
“Sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk menuju jalan yang sebaik-baiknya “ (QS17: 9).
Al-Quran memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah, syariah, dan akhlak, dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsip mengenai persoalan-persoalan tersebut; dan Allah SWT menugaskan Rasul saw untuk memberikan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar itu:”Kami telah turunkan kepadamu Al-Zikr (Al-Quran) untuk kamu terangkan kepada manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka agar mereka berfikir” (QS 16:44).
Di samping keterangan yang diberikan oleh Rasulullah saw., Allah memerintahkan juga kepada umat manusia seluruhnya agar memperhatikan dan mempelajari Al-Quran: “Tidaklah mereka memperhatikan isi Al-Quran, bahkan ataukah hati mereka tertutup “ (QS 47:24).
Justeru ayat-ayat Al-Quran memberikan bimbingan kepada kaum Muslim menuju jalan yang diredhai Allah di samping mendorong mereka untuk berjihad di jalan Allah, sambil memberikan didikan akhlak yang sesuai dengan keadaan mereka dalam pelbagai situasi (kalah, menang, bahagia, sengsara, aman dan takut).
Dalam perang Uhud misalnya, di mana kaum Muslim menderita tujuh puluh orang syahid, turunlah ayat-ayat penenang yang berbunyi: “Janganlah kamu sekalian merasa lemah atau berdukacita. Kamu adalah orang-orang yang tinggi (menang) selama kamu sekalian beriman. Jika kamu mendapat luka, maka golongan mereka juga mendapat luka serupa. Demikianlah hari-hari kemenangan Kami perganti-gantikan di antara manusia, supaya Allah membuktikan orang-orang beriman dan agar Allah mengangkat dari mereka syuhada, sesungguhnya Allah tiada mengasihi orang-orang yang aniaya” (QS 3:139-140).
Huraian di atas menunjukkan bahawa ayat-ayat Al-Quran disesuaikan dengan keadaan masyarakat saat itu. Sejarah yang diungkapkan adalah sejarah bangsa-bangsa yang hidup di sekitar Semenanjung Arab. Peristiwa-peristiwa yang dibawakan adalah peristiwa-peristiwa mereka. Adat-istiadat dan ciri-ciri masyarakat yang dikecam adalah yang timbul dan yang terdapat dalam masyarakat tersebut.
Tetapi ini bukan bererti bahawa ajaran-ajaran Al-Quran hanya dapat diterapkan dalam masyarakat yang ditemuinya atau pada waktu itu saja. Kerana yang demikian itu hanya untuk dijadikan penghujahan dalam berdakwah. Sejarah umat-umat diungkapkan sebagai pelajaran dan peringatan bagaimana perlakuan Tuhan terhadap orang-orang yang mengikuti jejak-jejak mereka.
Sebagai suatu perbandingan, Al-Quran dapat diumpamakan dengan seseorang yang ingin menanamkan sesuatu idea, tidak terlepas dari keadaan, situasi atau kondisi masyarakat yang merupakan objek dakwah. Tentu saja method yang digunakannya harus sesuai dengan keadaan, perkembangan dan tingkat kecerdasan objek tersebut.
Demikian juga dalam menanamkan ideanya, cita-cita itu tidak hanya sampai pada batas suatu masyarakat dan masa tertentu; tetapi mengharapkan agar ideanya berkembang di semua tempat di sepanjang masa. Untuk menerapkan ideanya, seorang da'i tidak boleh jemu dan berputus-asa. Dan dalam merealisasikan cita-citanya, ia harus mampu menyatakan dan mengulangi usahanya walaupun dengan cara yang berbeza-beza.
Demikian juga ayat-ayat Al-Quran yang mengulangi beberapa kali satu persoalan. Tetapi untuk menghindari terjadinya perasaan jemu, susunan kata-katanya --oleh Allah SWT-- diubah dan dihiasi sehingga menarik pendengarannya.
Bukankah hujah dan dalil Al-Quran mengenai soal-soal yang dipaparkan dapat digunakan di mana, bila dan bagi sesiapa sahaja, serta dalam situasi dan kondisi apa pun? Sebagai kesimpulan, kita dapat bahagikan tujuan-tujuan dasar Al-Quran sejak dari sejarah diturunkannya kepada tiga perkara:
1. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
2. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan tatasusila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individu atau masyarakat.
3. Petunjuk mengenal syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesama insan. Atau dengan kata lain, "Al-Quran adalah petunjuk bagi seluruh manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat."
SUBHANALLAH...
Selasa, 15 Januari 2008
Tujuan-Tujuan Dasar al-Quran
Posted by almukminun at 3:13:00 PTG
Labels: al-Quran Kalammullah, muhasabah
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan